Buku Karya Puisi ini ditulis oleh Undrizon, S.H., diterbitkan oleh Rumah Pelangi, Yogyakarta, pada 2016; – serta disusun sebagai upaya menggelorakan semangat mencintai Sastra (keindahan) yang menjadi cara untuk menjelaskan tentang makna dan hikmah dalam pitutur perjalanan komunikasi manusia untuk kemajuan kehidupan manusia dengan segenap pencapaian peradaban yang tinggi. Itu berarti, bahwa adanya kesadaran dalam mewujudkan kehidupan yang penuh dengan harmoni, progresif, dan konstruktif serta tetap menjadi makhluk Tuhan (Allah Swt) yang menjadikan alam semesta dengan segala isinya untuk kemudian, bahkan Jin dan Manusia hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Sehingga kemudian diharapkan juga dapat menguak berbagai fenomena yang tergambar dalam irama dan kekuatan intuisi Anak Bangsa secara kolektif, bahwa sekecil apapun ikutserta atau kontribusinya untuk mendorong hal-hal yang konstruktif bagi kemajuan bangsanya dengan senantiasa membuka cakrawala pandang tentang bagaimana negara ini selalu bergerak dinamis dalam keindahan.
Besar harapan kami agar hikmah yang ada di “balik ungkapan rangkaian kata-kata” yang disajikan ini dapat menyentuh warga bangsa.Dengan petunjuk yang nyata atas kebenaran yang tertulis maupun tidak tertulis maka Manusia terus menggali berbagai gagasan yang bersumber dari kekuatan daya cipta, dan karsa sebatas kemampuan dan potensinya dalam konteks sebagai manusiawi.
Terlepas dari semua itu, maka Karya Puisi ini merupakan salah-satu wujud dari adanya keinginan untuk berbagi pemahaman dan persepsi dalam memaknai kehidupan sebagai realitas peradaban manusia itu sendiri. Oleh karena itu Karya Puisi ini diharapkan dapat menstimulir dalam kadarnya tersendiri di antara jutaan Karya anak manusia di belantara kesusasteraan.
Maka itu, berbagai sumber gagasan dalam membangun kecerdasan spiritualitas bangsa dalam meningkatkan kualitas peradabannya harus tetap didukung secara aktif. Apalagi Indonesia sebagai bangsa yang kaya khazanah budaya maka nilai-nilai konstruktif tersebut sudah sepatutnya dikembangkan secara berkelanjutan dalam menguji kesadaran Warga Bangsa untuk mengisi kemerdekaan dengan serangkaian program pembangunan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai bangsa dan negara. Karena itu, betapa pentingnya arti tentang suatu Pituah (Nasehat yang bernilai luhur) dalam dialektika peradaban manusia atau pada suatu Bangsa agar adanya kontrol yang baik atas distorsi maupun distraksi peradaban yang menjurus pada situasi yang kontra produktif.
Banyak Pitutur yang perlu dilestarikan agar memperkaya diksi dalam membangun komunikasi publik. Diksi yang baik tentunya menjadi cerminan dalam berbagai dinamika persoalan kehidupan dari hari ke hari – yang kemudian akan tercermin juga di dalam pencapaian corak peradabannya. Peradaban baik dalam lingkup pribadi, kelompok masyarakat, bangsa dan negara. Karena itu pula Karya Puisi ini adalah suatu bentuk produk Seni yang disampaikan kepada pihak lain secara Sastra (keindahan). Hal ini tentunya akan mampu menggugah kecerdasan spiritual anak bangsa yang harus merawat berbagai temuan atau produk peradabannya dengan baik dan berkesinambungan.
Manusia telah dibekali oleh Tuhan yang Maha Esa dengan kecerdasan intelektual, kecerdasan rohaniah/spiritual untuk memahami tentang eksistensi atau keberadaanya di muka bumi ini. Itulah sebabnya maka atas segala ketinggian peradaban yang telah dicapai dari masa ke masa tetap membutuhkan konsistensi sikap yang berpedoman pada nilai-nilai yang luhur serta diperjuangkan agar tetap lestari, sehingga mampu menjelaskan arah perubahan zaman dan eksistensi pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara. Bahkan dengan motivasi yang tepat maka manusia tentunya akan memiliki keberanian dalam menghadapi berbagai rintangan dalam perjalanan kehidupan itu.
Formula kehidupan yang dapat menjadi penyambung atas suatu rangkaian hubungan antar manusia yang didasarkan pada nilai-nilai kebenaran sejati. Nilai-nilai yang telah disanatkan di dalam berbagai firman Allah Swt, hasil pemikiran para Manusia yang tercerahkan maka itu semuannya menjadi pengawal arah kemajuan peradaban. Itulah jatidiri manusia ketika berbagai hasil peradaban yang telah dicapai dalam periode kehidupan sosial kebangsaan itu maka agar dilanjutkan oleh generasi berikutnya.
Ketinggian akal budi manusia yang tergambar di dalam dialektika rohaniah seseorangan atau kumpulan orang/organisasi dalam semua intensitas serta stratanya dapat dapat digambarkan dalam berbagai jenis produk Karya Sastra dan berbagai kajian tentang kebudayaan. Karena hal tersebut menyangkut soal eksistensi bangsa dan negara supaya kedepan dapat terus berjalan secara lebih baik, efektif serta produktif dan konstruktif. Mencapai kondisi tersebut tentunya dibutuhkan kemampuan untuk selalu membangun kapasitas serta kecerdasan spiritualitas dalam memperkuat karakter kepemimpinan yang berperadaban baik yang berguna dalam merealisasikan Cita-cita pembangunan di segala bidang. Selanjutnya, dibutuhkan suatu dayadorong aksesibilitas publik dalam memperkokoh eksistensi bangsa dan negara dengan serangkaian produk peradaban.
Boleh jadi, peradaban itu terlahir dari warna-warni sikap, pola pikir, dan pola tindak serta kebijaksanaan yang tentunya harus senantiasa mampu melindungi segenap tumpah darah Indonesia. (Unzn)