Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) siap mendukung program moderasi beragama dalam mewujudkan kehidupan beragama yang kondusif dan membangun insan yang madani.
“Kami melihat sebenarnya moderasi beragama itu sudah ada dalam Islam sejak dulu, namun sekarang kembali digaungkan,” kata Ketua Panitia Muktamar XVII Perti Undrizon di Padang, Sabtu (16/1).
Ia menyampaikan hal itu pada pembukaan Muktamar XVII Perti dengan tema “Pertitanpa Henti Berbakti untuk NKRI” yang diikuti sekitar 200 peserta dari seluruh Indonesia pada 14-16 Januari 2022.
Menurut dia, saat ini NKRI perlu diperkuat dan dasarnya sudah jelas mengusung Bhinneka Tunggal Ika, sehingga perlu dirawat bersama-sama.”Perti dalam hal ini mendukung hadirnya kehidupan beragama yang kondusif bersama-sama dengan ormas keagamaan lainnya,” kata dia.
Dia menegaskan, pemahaman keagamaan yang terlalu sempit bagi pihak tertentu hingga ego sektoral yang dimiliki perlu untuk dikikis.”Jangan ada lagi satu membesarkan di sisi lain mengecilkan yang lain, mari bangun kebersamaan dan turut andil membangun bangsa,” jelas dia.
Ia memaparkan Perti sejak awal didirikan pada 5 Mei 1928 sudah mengawal NKRI. Menurut dia, Perti menganut mazhab Syafii yang menyatakan yang salah tunjukkan meskipun penguasa dan jika benar dukung. Dia juga menyampaikan prinsip pergerakan Perti adalah tri bakti, yaitu pendidikan, dakwah dan amal sosial.
Ketua DPP Perti Mifrahudin mengatakan muktamar diadakan sekali lima tahun, salah satunya untuk memilih ketua.Ia menceritakan Perti memiliki lambang masjid dan menara yang merupakan simbol dari perjalanan Isra dan Miraj yang dilakukan Nabi Muhammad menjemput perintah ibadah shalat.
Sejalan dengan itu, Kepala Sub Kerukunan Umat Beragama Kementerian Dalam Negeri Hartono mengapresiasi tema yang diusung Muktamar XVII Perti, yaitu berbakti untuk NKRI.”Perti memiliki sejarah panjang dan kontribusi yang besar sebagai organisasi dalam bidang dakwah dan pendidikan, sejalan dengan perjalanan bangsa ini,” kata dia.