• ORGANISASI
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
  • Other Links
Selasa, Juni 17, 2025
  • Login
Persatuan Tarbiyah Islamiyah ( Perti )

Alamat Kantor:
DPP PERTI, Jl. Rawamangun No.11, RT.11/RW.2, Rawasari, Kec. Cemp. Putih, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10570

  • ORGANISASI
    • Profil
      • Sejarah PERTI
      • Muqodimah Anggaran Dasar Perti
      • Anggaran Dasar Perti
      • Anggaran Rumah Tangga Perti
      • Anggota Pimpinan Pusat Perti
      • Lembaga
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
      • Panggung Internasional (Global)
      • Cuplikan, Liputan & Pulikasi Media Massa
    • Ciri Gerakan
      • Gerakan Islam
      • Gerakan Dakwah
      • Gerakan Pembaruan
    • Ideologi
      • Muqaddimah AD/ART
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Perti
      • Matan Keyakinan Dan Cita-Cita Hidup Perti
      • Khittah Perti
      • Langkah Perti
    • Dokumen
      • Berita Resmi
      • Tanfidz
      • Laporan
      • Maklumat
      • Surat Edaran
      • Pers Release
    • Badan Khusus
      • Pusat Syiar Digital Perti
      • Perti Aid
      • Perti Covid-19 Comand Center (PCCC)
    • Daftar Anggota
    • Wanita Perti
    • LBH – Perti
    • Koperasi
  • KABAR
  • HIKMAH
  • CAKRAWALA
  • TOKOH
  • TUNTUNAN
  • KHUTBAH
  • GALERI
  • pemuda islam
  • Anggaran Dasar Perti
  • PERTI
No Result
View All Result
  • ORGANISASI
    • Profil
      • Sejarah PERTI
      • Muqodimah Anggaran Dasar Perti
      • Anggaran Dasar Perti
      • Anggaran Rumah Tangga Perti
      • Anggota Pimpinan Pusat Perti
      • Lembaga
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
      • Panggung Internasional (Global)
      • Cuplikan, Liputan & Pulikasi Media Massa
    • Ciri Gerakan
      • Gerakan Islam
      • Gerakan Dakwah
      • Gerakan Pembaruan
    • Ideologi
      • Muqaddimah AD/ART
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Perti
      • Matan Keyakinan Dan Cita-Cita Hidup Perti
      • Khittah Perti
      • Langkah Perti
    • Dokumen
      • Berita Resmi
      • Tanfidz
      • Laporan
      • Maklumat
      • Surat Edaran
      • Pers Release
    • Badan Khusus
      • Pusat Syiar Digital Perti
      • Perti Aid
      • Perti Covid-19 Comand Center (PCCC)
    • Daftar Anggota
    • Wanita Perti
    • LBH – Perti
    • Koperasi
  • KABAR
  • HIKMAH
  • CAKRAWALA
  • TOKOH
  • TUNTUNAN
  • KHUTBAH
  • GALERI
  • pemuda islam
  • Anggaran Dasar Perti
  • PERTI
No Result
View All Result
=
No Result
View All Result
Home Cakrawala

Artificial Intelligence Antara Kebutuhan, dan Nilai Kemanusiaan 

by PUTRI MAHARANI
Juni 2, 2025
in Cakrawala
1 0
0

AI versus AIUEO

Konon dunia sudah berubah. (Padahal dari dahulu kala dunia terus berubah). Bukan. Bukan itu maksudnya. Ini lain. Dunia sudah berubah sama sekali. Sudah beda dengan yang kemarin.

Dunia sudah tidak dikuasai oleh manusia lagi. Dunia sudah dikuasai oleh artificial intelligence atau populer disebut dengan AI.

Sebentar lagi, demikian kawan yang nervous itu bilang, dunia dikuasai oleh AI. Dari warung pinggir jalan sampai dengan perang antar negara atau perang dunia. Semua dikendalikan oleh AI. Bayangkan katanya, perang antara Malaysia dan Singapura akan menggunakan AI melalui pelepasan ke angkasa drone-drone. Perang bagaikan game play. Lalu so what?

Bukankah perang antar drone itu lebih baik ketimbang perang fisik antar manusia. Tidak ada darah dan juga tidak ada nyawa melayang. Akan tetapi, bagaimana dengan robot-robot yang akan menggantikan tenaga manusia. Bukankah pada hari buruh 1 Mei kemarin, Presiden menginginkan peningkatan kesejahteraan kaum buruh?

Bagaimana pula jika nanti makanan, telur, buah dan sayur mayur digantikan pula oleh telur artificial, buah artificial, sayur artificial. Bagaimana pula peran guru dan dosen karena akan digantikan oleh guru dan dosen robot artifial. Bagaimana jika Presiden dan menteri kabinet semuanya robot artificial? Dan (oh my god) bagaimana jika isteri kita juga artificial berikut dengan anak cucu artificial?

Gambaran masa depan yang tidak karuan. Absurd. Yang absurd bukan teknologinya. Yang absurd adalah cara berpikirnya. Bayangkan kalau cara berpikir yang absurd itu dipertahankan, akan banyak penduduk bumi yang nervous, depresi, dan bunuh diri.

Sebenarnya, sudah sejak pertengahan abad 19, telah ditemukan cara berpikir ‘baru’ di Inggris. Cara berpikir itu kemudian menghasilkan apa yang disebut dengan Teknologi Sosial (Social Technology). Di Jepang sudah sejak lama keinsinyuran (engineering) dikawinkan dengan Teknologi Sosial. Di Fakultas Teknik, selain berbagai jurusan teknik yg telah secara konvensional seperti Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Informasi Komunikasi dan lain-lain, tersedia juga Jurusan Teknik Sosial berbasis Social Technology.

Algoritma berpikirnya sederhana. Semua produk sains dan teknologi di dunia ini adalah berdasarkan kebutuhan dan saling membutuhkan antar manusia. Dalam teori Parsons dikenal istilah ‘Need’s Dispositions’ saling tukar menukar kebutuhan. Manusia itu dibekali kecerdasan alami, kecerdasan Tuhan. Kecerdasan yang telah diinstal langsung oleh Tuhan sendiri. Yang menakjubkan adalah bahwa akal pikiran manusia itu sangat fleksibel. Baik tumbuh kembangnya maupun responnya. Oleh karena itu kecerdasan manusia itu akan mampu berpikir dan mengatasi masalah yang membentur kebutuhannya serumit apapun. Jika AI hanya beralgoritma simetris, maka otak dan hati manusia itu mampu berpikir kedua-duanya, simetris sekaligus asimetris.

Contoh dalam sosiologi sejarah di abad 18-19, dimana bumi mengalami pertumbuhan penduduk yang membuat nervous penduduk bumi.

Thomas Robert Malthus, adalah seorang ekonom yang menulis tentang pertumbuhan populasi dunia. Teori Malthus yang terkenal itu menggegerkan karena ia meramal pertumbuhan ekonomi pangan tumbuh hanya seperti deret hitung, sedangkan pertumbuhan penduduk bagaikan deret ukur. Teori ini bikin geger dan otak manusia meresponnya dengan cepat. (Amerika dan Uni Soviet bahkan sibuk keluar angkasa, ke bulan untuk bersiap hidup di luar bumi).

Tidak lama setelah itu, muncul berbagai respon yang luar biasa. Program pengendalian populasi menjalar ke seluruh dunia. Angka pertumbuhan penduduk mampu ditekan ke titik terendah. Bahkan, di beberapa negara Eropa penduduk sampai sekarang ada yang zero bahkan cenderung minus. Indonesia belakangan sukses pula menekan populasi dengan Program KBnya yang luar biasa.

Singkatnya tulisan ini hanya ingin ikut merespon cara berpikir yang bisa merusak syaraf dan jiwa manusia. Jangan mudah nervous berlebihan dengan pandangan yang menakutkan tentang AI. Semakin anda bergantung dengan AI, anda akan menjadi pemasok ‘otak’ AI dan membuat anda tergantung kepadanya. Keyakinan anda yang berlebihan kepada AI membuat kita terperangkap di dalam dunia keyakinan itu. Yakinlah manusia mampu mengendalikan situasi. Otak dan hati buatan Tuhan akan membuat dunia kembali tenang. keseimbangan hidup (equilibrium) segera kembali lagi. Marilah hidup lebih ceria di dalam AI versus AIUEO.

Konon dunia sudah berubah. (Padahal dari dahulu kala dunia terus berubah). Bukan. Bukan itu maksudnya. Ini lain. Dunia sudah berubah sama sekali. Sudah beda dengan yang kemarin.

Dunia sudah tidak dikuasai oleh manusia lagi. Dunia sudah dikuasai oleh artificial intelligence atau populer disebut dengan AI.

Sebentar lagi, demikian kawan yang nervous itu bilang, dunia dikuasai oleh AI. Dari warung pinggir jalan sampai dengan perang antar negara atau perang dunia. Semua dikendalikan oleh AI. Bayangkan katanya, perang antara Malaysia dan Singapura akan menggunakan AI melalui pelepasan ke angkasa drone-drone. Perang bagaikan game play. Lalu so what?

Bukankah perang antar drone itu lebih baik ketimbang perang fisik antar manusia. Tidak ada darah dan juga tidak ada nyawa melayang. Akan tetapi, bagaimana dengan robot-robot yang akan menggantikan tenaga manusia. Bukankah pada hari buruh 1 Mei kemarin, Presiden menginginkan peningkatan kesejahteraan kaum buruh?

Bagaimana pula jika nanti makanan, telur, buah dan sayur mayur digantikan pula oleh telur artificial, buah artificial, sayur artificial. Bagaimana pula peran guru dan dosen karena akan digantikan oleh guru dan dosen robot artifial. Bagaimana jika Presiden dan menteri kabinet semuanya robot artificial? Dan (oh my god) bagaimana jika isteri kita juga artificial berikut dengan anak cucu artificial?

Gambaran masa depan yang tidak karuan. Absurd. Yang absurd bukan teknologinya. Yang absurd adalah cara berpikirnya. Bayangkan kalau cara berpikir yang absurd itu dipertahankan, akan banyak penduduk bumi yang nervous, depresi, dan bunuh diri.

Sebenarnya, sudah sejak pertengahan abad 19, telah ditemukan cara berpikir ‘baru’ di Inggris. Cara berpikir itu kemudian menghasilkan apa yang disebut dengan Teknologi Sosial (Social Technology). Di Jepang sudah sejak lama keinsinyuran (engineering) dikawinkan dengan Teknologi Sosial. Di Fakultas Teknik, selain berbagai jurusan teknik yg telah secara konvensional seperti Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Informasi Komunikasi dan lain-lain, tersedia juga Jurusan Teknik Sosial berbasis Social Technology.

Algoritma berpikirnya sederhana. Semua produk sains dan teknologi di dunia ini adalah berdasarkan kebutuhan dan saling membutuhkan antar manusia. Dalam teori Parsons dikenal istilah ‘Need’s Dispositions’ saling tukar menukar kebutuhan. Manusia itu dibekali kecerdasan alami, kecerdasan Tuhan. Kecerdasan yang telah diinstal langsung oleh Tuhan sendiri. Yang menakjubkan adalah bahwa akal pikiran manusia itu sangat fleksibel. Baik tumbuh kembangnya maupun responnya. Oleh karena itu kecerdasan manusia itu akan mampu berpikir dan mengatasi masalah yang membentur kebutuhannya serumit apapun. Jika AI hanya beralgoritma simetris, maka otak dan hati manusia itu mampu berpikir kedua-duanya, simetris sekaligus asimetris.

Contoh dalam sosiologi sejarah di abad 18-19, dimana bumi mengalami pertumbuhan penduduk yang membuat nervous penduduk bumi.

Thomas Robert Malthus, adalah seorang ekonom yang menulis tentang pertumbuhan populasi dunia. Teori Malthus yang terkenal itu menggegerkan karena ia meramal pertumbuhan ekonomi pangan tumbuh hanya seperti deret hitung, sedangkan pertumbuhan penduduk bagaikan deret ukur. Teori ini bikin geger dan otak manusia meresponnya dengan cepat. (Amerika dan Uni Soviet bahkan sibuk keluar angkasa, ke bulan untuk bersiap hidup di luar bumi).

Tidak lama setelah itu, muncul berbagai respon yang luar biasa. Program pengendalian populasi menjalar ke seluruh dunia. Angka pertumbuhan penduduk mampu ditekan ke titik terendah. Bahkan, di beberapa negara Eropa penduduk sampai sekarang ada yang zero bahkan cenderung minus. Indonesia belakangan sukses pula menekan populasi dengan Program KB-nya yang luar biasa.

Singkatnya tulisan ini hanya ingin ikut merespon cara berpikir yang bisa merusak syaraf dan jiwa manusia. Jangan mudah nervous berlebihan dengan pandangan yang menakutkan tentang AI. Semakin anda bergantung dengan AI, anda akan menjadi pemasok ‘otak’ AI dan membuat anda tergantung kepadanya. Keyakinan anda yang berlebihan kepada AI membuat kita terperangkap di dalam dunia keyakinan itu. Yakinlah manusia mampu mengendalikan situasi. Otak dan hati buatan Tuhan akan membuat dunia kembali tenang. Keseimbangan hidup (equilibrium) segera kembali lagi. Marilah hidup lebih ceria di dalam alam ciptaan Tuhan. Marilah ber AIUEO, tidak hanya sekadar hidup sempit dalam dunia AI.

(Salam BR 020525) sekadar hidup sempit dalam dunia AI.

(Salam BR 020525)

(Unzn)

ShareTweetShare
Previous Post

Ucapan Selamat dan Sukses Milad PERTI Ke 97 Tahun oleh KH. Tatang (selaku Tokoh Masyarakat/Ulama)

Next Post

Resensi Buku: Hukum Perdagangan, Eksistensi Sumberdaya Nasional Melalui Kreativitas Perdagangan yang Kompetitif dan Berkeadilan

Next Post
Resensi Buku: Hukum Perdagangan, Eksistensi Sumberdaya Nasional Melalui Kreativitas Perdagangan yang Kompetitif dan Berkeadilan

Resensi Buku: Hukum Perdagangan, Eksistensi Sumberdaya Nasional Melalui Kreativitas Perdagangan yang Kompetitif dan Berkeadilan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Posisi Islam Diantara Agama-Agama Di Dunia

Posisi Islam Diantara Agama-Agama Di Dunia

Maret 1, 2022
Hakikat Rezeki Tidak Selalu Berupa Materi dan Uang

Hakikat Rezeki Tidak Selalu Berupa Materi dan Uang

Maret 1, 2022
MUSDA PERTI SUMBAR SEBAGAI TONGGAK KONSOLIDASI MENGGAPAI KINERJA

MUSDA PERTI SUMBAR SEBAGAI TONGGAK KONSOLIDASI MENGGAPAI KINERJA

Maret 9, 2023
Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Ulama Pejuang dari Minang

Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Ulama Pejuang dari Minang

Maret 1, 2022
Posisi Islam Diantara Agama-Agama Di Dunia

Posisi Islam Diantara Agama-Agama Di Dunia

0
Hukum Pakai Doa Qunut saat Sholat Subuh Menurut Para Ulama

Hukum Pakai Doa Qunut saat Sholat Subuh Menurut Para Ulama

0
5 Fakta Buya Hamka, Pernah Dibui hingga Karya Sastra Mendunia

5 Fakta Buya Hamka, Pernah Dibui hingga Karya Sastra Mendunia

0
Catat! Awal Bulan Syaban 1443H Jatuh pada 4 Maret 2022M, Ini Keutamaannya

Catat! Awal Bulan Syaban 1443H Jatuh pada 4 Maret 2022M, Ini Keutamaannya

0
HUKUM INVESTASI (Menjaga Kedaulatan Dengan Ketahanan Fundamental Sosial Ekonomi Politik Nasional)

HUKUM INVESTASI (Menjaga Kedaulatan Dengan Ketahanan Fundamental Sosial Ekonomi Politik Nasional)

Juni 15, 2025

Neokolonialisme Dunia Ilmu Pengetahuan: Perspektif Geopolitik & Sejarah

Juni 15, 2025

IDUL ADHA: NILAI KEIKHLASAN PERKUAT PERJUANGAN TANPA PUTUS ASA

Juni 15, 2025
Hukum Perbankan

Hukum Perbankan

Juni 13, 2025

Berita Terbaru

HUKUM INVESTASI (Menjaga Kedaulatan Dengan Ketahanan Fundamental Sosial Ekonomi Politik Nasional)

HUKUM INVESTASI (Menjaga Kedaulatan Dengan Ketahanan Fundamental Sosial Ekonomi Politik Nasional)

Juni 15, 2025

Neokolonialisme Dunia Ilmu Pengetahuan: Perspektif Geopolitik & Sejarah

Juni 15, 2025

Kategori Artikel

  • Bedah Buku
  • Berita PERTI
  • Cakrawala
  • Hikmah
  • Hukum Budaya
  • Hukum Islam
  • Idul Adha 2023
  • Kabar
  • Khutbah
  • milad perti
  • Musda
  • Opini
  • Politik
  • Populer
  • resensi buku persaingan usaha
  • resensi buku puisi bertahta
  • Tokoh
  • Tuntunan
  • Uncategorized
  • Video Terbaru

Menu Navigasi

  • ORGANISASI
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
  • Other Links
Persatuan Tarbiyah Islamiyah ( Perti )

Persatuan Tarbiyah Islamiyah adalah organisasi massa Islam di Indonesia. Cikal bakal organisasi ini berawal dari Persatuan Madrasah Tarbiyah Islamiyah yang didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar-Rasuli pada 5 Mei 1928 di Canduang dan dalam perkembangannya sempat menjadi partai politik bernama Partai Islam PERTI

© 2022 Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) - Supported by Malakatech Indonesia .

No Result
View All Result
  • ORGANISASI
    • Profil
      • Sejarah PERTI
      • Muqodimah Anggaran Dasar Perti
      • Anggaran Dasar Perti
      • Anggaran Rumah Tangga Perti
      • Anggota Pimpinan Pusat Perti
      • Lembaga
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
      • Panggung Internasional (Global)
      • Cuplikan, Liputan & Pulikasi Media Massa
    • Ciri Gerakan
      • Gerakan Islam
      • Gerakan Dakwah
      • Gerakan Pembaruan
    • Ideologi
      • Muqaddimah AD/ART
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Perti
      • Matan Keyakinan Dan Cita-Cita Hidup Perti
      • Khittah Perti
      • Langkah Perti
    • Dokumen
      • Berita Resmi
      • Tanfidz
      • Laporan
      • Maklumat
      • Surat Edaran
      • Pers Release
    • Badan Khusus
      • Pusat Syiar Digital Perti
      • Perti Aid
      • Perti Covid-19 Comand Center (PCCC)
    • Daftar Anggota
    • Wanita Perti
    • LBH – Perti
    • Koperasi
  • KABAR
  • HIKMAH
  • CAKRAWALA
  • TOKOH
  • TUNTUNAN
  • KHUTBAH
  • GALERI
  • pemuda islam
  • Anggaran Dasar Perti
  • PERTI

© 2022 Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) - Supported by Malakatech Indonesia .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In