PERTI TUMBUH & BERKEMBANG DI ALAM PERGERAKA (Perjalanan Panjang Sebuah Organisasi Islam Di Sulawesi Selatan). Banyak hal menarik yang dideskripsikan di dalam Buku yang ditulis oleh H.M. Arsyad Haddade, seorang Penulis, Wartawan dan Aktivis Ormas PERTI, pada zamannya – terkait keberadaan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) di Sulsel (Sulawesi Selatan). PERTI Sebagai Ormas Islam yang secara tegas menganut paham “akhlussunnah waljamaah”, – dengan menjadi kendaraan sebagai Partai Politik, sehingga PERTI juga menyebar tidak hanya di Sumatera tetapi telah menjangkau ke pelosok tanah air, seperti Kalimantan melalui Pontianak dan Banjarmasin. Artinya ke Indonesia bagian Timur melalui Kota Mandar, Majene, sampai ke Makassar Ibu Kota Sulawesi Selatan. Bahkan, sampai ke wilayah Papua, ketika itu. Sampai pada tahun 1939, PERTI pun tetap bergerak untuk menuntut Indonesia Berparlemen. PERTI ikut menyampaikan konsep kenegaraan melsi komisi Visman tahun 1940, PERTI pernah menolak Undang-undang Ordonansi sekolah-sekolah liar dan ordonansi yang membatasi orang-orang yang ingin mengajar di sekolah swasta. Pada 14 April 1946 PERTI membentuk Lasykar Muslimin Indonesia (LASYMI) dan Laskar Muslimat Indonesia (LASYMAT) dan Pemuda Islam PERTI. Ketiga kelasykaran itu bahu membahu dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) salam menegakan kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk mempersenjatai Lasykar, maka itu PERTI membangun Pabrik senjata di Bukittinggi (Pabrik Senjata Pertama di Indonesia) dan salah satu Pistol hasil pabrik itu, dikirimkan kepada Presiden Soekarno, sebagai hadiah. Pada 1 Oktober 1965 Partai Islam Perti termasuk salah satu organisasi Islam yang pertama kali mengeluarkan pernyataan mengutuk gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Buku ini oleh Arsyad Haddade, lahir 11 November 1949, Ketua Yayasan Ikatan Pemulis Kamtibmas Swakarsa Indonesia (YIPKSI) – yang juga mantan Ketua DPD PERTI Sulawesi Selatan, – tetap mengetengahkan pandangannya tentang posisi PERTI dalam eksistensi gerakan aktivisme Ulama di Sumatera sampai di kancah Nasional, dan internasional, ketika itu. PERTI dikembangkan oleh para Pendidik dan Ahli Tarekat. Kabupaten Majene (Polewali Mandar, Sulbar) maka awal 1963 PERTI sudah mulai berdiri di Majene. PERTI mendapat sambutan hangat dari komunitas Tarekat muktabarah, utamanya Tarekat Khalwatiah Samman. Begitu terkristalisasinya peranan PERTI di Sulsel, sehingga serentak dengan keberadaan kawan-kawan seperjuangan seperti HMI, PII, baik dalam KAPPI, KAMI/KASI selalu menyuarakan kebenaran, keadilan dan demokrasi. Sehingga banyak dari Kalangan Militan di Sulsel, yang aktif menjadi Pengurus dan Aktivis PERTI, seperti: H. Andi Muh. Amin, Drs Djohan Nyopa, Dr. Halim Mubin, Madina Dg Ngitung, Munir Kasim, Adam Sikki, HM. Alie Arief, Baso Hamzah, Saeni Kacong, Sjeid Yusuf Halwatiyah, Malingkai Maknum Dg Nyonri, Muh. Tahir, Makmur Dg Mallaja, Karaeng Tauji, Jamaluddin Karaeng Tinggi, dan banyak lagi. PERTI sebagai elemen sosial keagamaan terbukti mampu menjadi stabilisator Kamtibmas di Sulsel. Bahkan, Bridgen TNI Solichin GP ketika menjabat sebagai Pangdam XIV Hasanuddin pada 1967 telah menempatkan PERTI sebagai potensi riil dalam pengembangan cita-cita pembangunan di Sulsel, waktu itu. Dua bulan setelah Proklamasi berlangsung Sidang II Komite Nasional Pusat (KNIP) di Balai Muslimin, pada 15, 16, 17 Oktober 1945, Sidang yang diwakili Wakil Presiden Muhammad Hatta, dalam upaya mencairkan semangat revolusi. Tercapai keputusan KNIP mulai dari pergantian Ketua dari Kasman Singodimedjo kepada Sutan Sjahrir, pembentukan Badan Pekerja KNIP yang merepresentasikan unsur dari berbagai aliran dan golongan agar lebih mencerminkan kehidupan yang Demokrasi. Begitu luas cakupan dan koherensi pergerakan sosial keagamaan yang mampu diapungkan oleh HM. Arsyad Haddade yang memang sebagian besar kegiatannya terjun dalam dunia Jurnalistik. Sehingga wajar Buku yang cukup kecil ini tapi sangat berbobot karena padat dengan dinamika pergerakkan dimana PERTI tetap ada dalam memperkuat arah pusaran aktivisme kebangsaan, kenegaraan dan sosial keagamaan (pergerakan islam) bagi kemaslahatan NKRI. Selamat membaca, semoga mendapat hikmah dan pencerahan. (Uzn)