Setidaknya hal ini yang tergambar begitu kontras dalam penyampaian Pidato Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, sebagai bentuk keynote speech, khususnya pada Forum CEO Summit, utamanya pada skema yang sangat esensial dari agenda Pertemuan APEC (Asia Pasific Economic Cooperation) di Negara Peru, 15-16 November 2024.
Sesuai fakta l, bahwa kawasan Asia dan Pasifik memang dinilai paling dinamis perkembangan ekonominya. Oleh sebab itu, Presiden Prabowo Subianto sepertinya hendak memperkenalkan dan menjelaskan dengan gamlang pada forum multilateral tersebut terkait dengan posisi dan kapasitas sumberdaya ekonomi nasional kepada para Pebisnis klas global, sehingga kerjasama dalam berbagai sektor bisnis dapat dilakukan di Indonesia.
Meskipun demikian dalam pidato tersebut, menurut hemat kami, Sekretaris Jenderal DPP PERTI (Persatuan Tarbiyah Islamiyah), Dr. Undrizon, S.H., M.H., bahwa Presiden Prabowo Subianto dalam keynote speech-nya juga menegaskan tentang pentingnya: kepastian hukum, stabilitas hankam, dan stabilitas politik.
Maka itu, hal ini penting dalam membuka wawasan publik (Umat Islam) terkait konstalasi dalam kemajuan geoekonomi yang harus disikapi secara simultan.
Apalagi berbagai ketentuan hukum nasional serta fatwa MUI, yang dapat menjadi rujukan implementasi lanjutan atas poin-poin dalam agreement atau keputusan akhir (final acts) yang akan dicapai pada Sidang APEC di Peru tersebut.
Wawasan tentang geoekonomi, apalagi di sektor ekonomi yang strategis, – tentunya harus terus diperkuat agar publik domestik juga mampu memahami dan menyikapi secara sinergis dalam usaha-usaha untuk mewujudkan cita-cita nasional tentang kesejahteraan sosial, bagi seluruh rakyat Indonesia. (Unzn)
Sumber Vidio: Sekretariat Kepresidenan RI