Pemerintah Arab Saudi berencana membuat virtual reality (VR) Ka’bah Masjidil Haram di metaverse. Hal ini untuk membuat tempat suci umat Islam itu semakin mudah dikunjungi seluruh umat.
Proyek yang diluncurkan bulan lalu oleh Imam Besar Masjidil Haram, Syeikh Abdurrahman Sudais. Ia menyebut bahwa banyak peninggalan sejarah dan Islam di masjid-masjid Makkah yang harus didigitalkan untuk kepentingan semua orang.
“Muslim akan dapat mengunjungi batu Hajar al-Aswad secara virtual berkat metaverse,” ujar laporan itu dikutip Selasa (8/2/2022).
Hal serupa juga disampaikan oleh salah seorang pejabat Arab Saudi. Ia menyebut bahwa metaverse dapat digunakan sebagai media manasik haji atau simulasi pelaksanaan ibadah haji sesuai urutan tata cara yang merupakan rukun-rukun haji.
“Inisiatif ini memungkinkan umat islam untuk menyaksikan Hajar Aswad secara virtual sebelum ziarah ke Makkah,” ungkap pejabat tersebut.
Hal ini menimbulkan kontroversi. Beberapa lembaga Islam di dunia menyebut dengan adanya Ka’bah dalam dunia metaverse tak dapat dikategorikan sebagai ibadah Haji.
Salah satunya ditegaskan oleh Lembaga Presidensi Urusan Keagamaan Turki (Diyanet). Itu karena syarat ibadah itu adalah menyentuh lantai Mekkah secara langsung.
“Ini (ibadah haji di Metaverse) tidak mungkin terjadi,” ujar Direktur Departemen Haji dan Umrah Diyanet, Remzi Bircan, Hurriyet Daily News.
“Para kaum mukmin bisa membayar untuk kunjungan ke Ka’bah di metaverse, tetapi ini tak bisa dianggap sebagai ibadah sesungguhnya.”
Ibadah haji sendiri adalah ziarah Islam tahunan ke Makkah, kota suci umat Islam. Salah satunya mengunjungi Ka’bah.
Sebelum wabah Covid-19 menyerang setidaknya haji mengundang 2,5 juta orang ke Negeri Raja Salman itu. Pendapatan langsung yang diterima pemerintah Arab Saudi setiap tahunnya dari penyelenggaraan haji mencapai US$ 12 miliar.
Saat ini Arab Saudi memang getol mereformasi sejumlah kebijakan untuk mendiversifikasi pendapatan negara. Ini terjadi pasca anjloknya harga minyak.
Sumber : cnbcindonesia.com