Tepat di 17 Februari 1908 silam, menjadi hari kelahiran sastrawan kenamaan Indonesia.
Pria yang lahir dengan nama lengkap Dr Haji Abdul Karim Amrullah dikenal sebagai pembaharu dalam Islam. Buya Hamka besar dan tumbuh dari lingkungan pondok pesantren yang dikelola oleh ayahnya sendiri.
Buya Hamka juga dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah dan pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama. Ceramah-ceramahnya kerap diperdengarkan melalui siaran radio di dekade 1970 sampai 1980-an.
Di balik kesuksesan sebagai seorang pencemarah, ada kiprah Buya Hamka sebagai sastrawan. Berikut 5 fakta soal Buya Hamka :
1. Dibui di Era Soekarno
Buya Hamka lahir di zaman ketika pertentangan antara generasi muda dan tua bersinggungan. Pada 1955, dia terpilih sebagai anggota konstituante dan mulai terjun ke dunia politik.
Dia diketahui menolak gagasan Demokrasi Terpimpin yang dikemukakan oleh Soekarno. Pada 1964, setelah Masyumi dibubarkan karena keterlibatan anggotanya dalam pemberontakan PRRI, Hamka pun ikut dipenjara.
Ia bahkan dituduh bersekongkol dengan Malaysia untuk menggulingkan pemerintah Indonesia dan membunuh Presiden Soekarno. Belakangan diketahui bahwa ia difitnah oleh anggota Masyumi sendiri. Hamka baru dibebaskan pada awal 1966.
2. Tak Punya Sifat Pendendam
Setelah dibui dan dibebaskan awal 1966, Buya Hamka disebut tidak pernah menyesali apa yang terjadi dalam hidupnya. Dalam sejumlah literatur biografi juga disebutkan, ia memaafkan apapun karena pernah ditangkap dan dibui Bung Karno.
A Fuadi, penulis novel biografi Buya Hamka juga pernah mengungkapkan hal tersebut. “Salah satu kehebatan Buya Hamka adalah ia tidak pernah punya dendam, selalu memaafkan orang yang pernah menjahatinya,” katanya.
Sosok Buya Hamka juga adalah orang yang pemaaf dan tidak pendendam. “Ada masa pencarian jati diri. Buya Hamka ini mengakui kalau orang yang sering galau, ada masalah keluarga, lingkungan juga tapi dia berproses untuk tumbuh menjadi lebih baik,” kata A Fuadi.
3. Penulis Produktif
Sepanjang hidupnya, Buya Hamka menulis lebih dari 100 buku otobiografi. Sejumlah novel juga berhasil diterbitkan dan melambungkan namanya.
Novel romansa yang ditulisnya, di antaranya adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Dibawah Lindungan Ka’bah, Merantau ke Deli, Terusir, Keadilan Ilahi, Si Sabariyah, dan lain-lain.
Sejumlah buku yang memuat pemikirannya juga berhasil mengguncangkan dunia buku. Diantaranya ada buku Revolusi Pikiran, Revolusi Agama, Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, Negara Islam, Sesudah Naskah Renville, Muhammadiyah melalui Tiga Zaman, Islam dan Demokrasi, dan lain-lain.
4. Kisahnya Diadaptasi Jadi Film
Kisah sosok Buya Hamka diadaptasi menjadi layar lebar oleh Falcon Pictures. Adalah Fajar Bustami yang menyutradarai film tersebut.
Aktor Vino G Bastian didapuk berperan sebagai Buya Hamka dan saat ini sudah rampung proses syutingnya.
5. A Fuadi Tulis Novel Biografi
Novelis Negeri 5 Menara, A Fuadi juga mengadaptasi novel biografinya yang diterbitkan oleh Falcon Publishing. Dalam novel biografinya, kehidupan Hamka ada banyak genre.
Bisa dari sisi romantisme, perjuangan, sampai kisah heroik tentang anak bangsa.
“Hamka adalah sebuah cerita anak bangsa, anak Indonesia, anak ayah yang menjalani hidupnya dengan naik-turun. Novel ini adalah kisah nyata Hamka tapi dinarasikan dengan gaya tutur novel,” pungkasnya.
Sumber : hot.detik.com